Cari Blog Ini

3 Des 2011

Panic Attack

Hari ini berlalu layaknya hari minggu kebanyakan. Malam hari saya duduk di depan laptop untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah yang belum tersentuh serta mengedit beberapa bagian dalam slide power point yang akan ditampilkan esok pagi dalam acara assembly rutin sekolah. Kebetulan besok kelas saya mendapat tugas untuk memimpin acara tersebut. Acara yang akan kami tampilkan adalah drama berbahasa Indonesia dari daerah Papua. Anak-anak sudah berlatih dengan maksimal dari hari selasa kemarin, karena skrip drama baru saya rampungkan selasa pagi (persiapan kali ini sangat terburu-buru karena waktu yang kami miliki hanya 4 hari). Slide foto yang akan ditampilkan ketika orang tua menunggu sudah selesai. Tetapi slide urutan acara belum selesai semua. Ada satu lagu penutup yang belum saya masukkan.

Di tengah-tengah keasikan saya menyelesaikan slide, tiba-tiba handphone saya berbunyi:
Penelpon  : Halo, selamat malam, dengan Miss. Shandra
Saya        : Ya, betul, ini saya sendiri.                                                             
Penelpon  : Maaf mis, saya susternya Andrew, ingin memberitahukan bahwa Andrew tidak dapat masuk besok.
Saya        : Ooohhhhhhh (yang sangat panjang--tidak dpat berkata-kata karena otak saya lngsung   memikirkan acara besok pagi, dimana Andrew adalah karakter utama dalam drama yang akan ditampilkan) Ada apa dengan Andrew mbak?? (Serangan pusing mendadak menghampiri saya)
Penelpon  : Begini miss, tadi Andrew bermain ke pulau dengan teman-temannya, ketika waktunya pulang, kapal kami terlambat menjemput, sehingga kami harus menunggu. Teman-teman Andrew sudah pulang dari jam 4, kapal mereka on time. Ketika kapal kami hendak menuju Jakarta ombak besar datang dan hujan deras sekali, sehingga kami tertahan di sana. kami tidak mungkin melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya bagi keselamatan kami. Ayah Andrew sudah melakukan segala upaya untuk kembali ke Jakarta.
Saya       : ohh begitu mbak, ya sudah mbak, tidak apa-apa besok Andrew tidak masuk sekolah yang penting semuanya di sana selamat.
Penelpon : Alhamdulilah miss, kami semua selamat, terimakasih yah miss Shandra.
Saya       : sama-sama mbak, salam buat semua keluarga di sana, semoga selamat sampai Jakarta.
Penelpon: Iya miss, makasih.
Tuuuuutttt....

Telepon mati, dan saya terdiam sesaat. Besok bagaimana acara assembly, bagaimana anak-anak kelas kami yang sudah berlatih selama seminggu ini, bagaimana para orang tua yang akan hadir untuk menonton dan melihat ketimpangam yang akan terjadi  dikarenakan pemeran utama tidak datang. Pasti Andrew sedih dan merasa sudah mengecewakan teman-teman dan guru-guru. Saya berdoa semoga Andrew dan keluarga selamat tiba di Jakarta esok hari.

Saya panik dan berusaha tenang. Saya memutuskan memberitakan kabar ini kepada rekan kerja saya esok pagi saja. Toh, tidak ada pengaruh apa2 kalau saya kabarkan malam ini juga, yang ada malah menambah pikiran rekan saya dan membuatnya sulit tidur seperti yang saya alami sekarang. Saya pun memutuskan untuk tidur walaupun pada akhirnya mata ini susah untuk dipejamkan karena pikiran saya memikirkan siapa yang akan menggantikan pemeran utama, dan bagaimana jalannya pertunjukkan tersebut dengan pergantian tokoh utama yang membaca naskah selama pertunjukkan berlangsung. I surrender lord.

Tut tut...
Bunyi sms dan saya pun dengan malas membuka serta membacanya. Maaf miss, saya mengganggu lagi, besok Andrew bisa masuk sekolah karena sekarang kami sudah tiba di Jakarta, tadi papanya Andrew menjemput dengan kapal lain yang lebih besar.

AaAhhh Puji Tuhan, akhirnya saya benar-benar bisa melanjutkan tidur saya :d...

Malam Jakarta, sampai jumpa esok pagi :)