Cari Blog Ini

13 Nov 2012

My Mom My Hero

My Mom My Hero...
Pahlawan dalam arti yang sebenarnya, bukan seperti cerita kepahlawanan di buku-buku yang terdengar begitu spektakuler. Tak banyak waktu saya jalani bersamanya, tapi banyak kenangan tercipta dan terus menerus menari di otak saya.

My mom my hero, dalam arti yang sederhana dan sangat bermakna. Tawa, canda, riang, amarah, kesal, merupakan warna kehidupan saya bersamanya. Mami saya, satu2nya orang yang tahu dan pandai membaca emosi melalui raut wajah saya. Satu2nya yg dapat meredam kemarahan saya yah mami saya. Satu2nya orang yang bisa membuat saya tertawa kembali setelah saya marah yah mami saya. Orang yang pertama membuat ice breaker ketika kami berselisih paham adalah mami. Saya tipe orang yang memilih untuk diam jika saya sedang marah atau kesal. Mami menjadi pemecah kediaman saya dengan memanggil, "Non, jangan cemberut dong". Dan seperti tersihir saya pasti langsung tersenyum walau kadang saya menahannya dan tak mau terlihat olehnya.

Waktu berlalu begitu cepat, tapi saya merasa bahwa kepergiannya hanya untuk sebentar bukan untuk selamanya.
Rasa rindu untuk bersama-sama dengannya kembali sering muncul tiba-tiba, terutama dimoment2 tertentu, dimana disaat2 tersebut beliau selalu ada menemani. Bubur telornya yang cair, sesuai kesukaan saya selalu terhidang jika saya sakit. Atau sibuk mencari tukang urut ketika saya terkilir. Bahkan menemani saya ke dokter kalau saya sakit. Menanyakan menu masakan apa yang akan beliau masak. Memantau keberadaan saya melalui telepon jika saya tak kunjung pulang. Sapaan dimana non, pulang jam brapa tak pernah terdengar lagi. Atau, melihat wajah ngantuknya membukakan pintu ketika saya pulang larut menjadi hal yang saya rindukan. Makan nasi uduk, soto mie ayam berdua juga menjadi moment yang saya rindukan. Berenang bersama, bercanda dan tertawa atau pergi ke gereja naik becak, juga merupakan hal yang paling saya rindukan.

Mami saya adalah pahlawan saya. Walaupun ada beberapa sifat atau pendapat kami yang tak sepaham, tetapi tetap, she is my true hero. No body is perfect, termasuk saya. But I know her passion to see her children growing up as a very good person. Pengorbanannya yang tak pernah terpikirkan oleh saya, menjadi begitu jelas setelah kepergiannya pulang ke rumah Bapa. Kasih sayangnya yang tak mengenal pamrih, menjadi semakin nyata ketika saya sadar mami sudah tidak ada.

Rasa sesal kadang datang menghampiri. Menyesal tidak bisa membuatnya lebih bahagia. Menyesal tidak dapat memenuhi janji-janji saya... Menyesal dan berharap saya dapat mengulang waktu yang telah lewat. Aahh penyesalan itu memang selalu datang di akhir!

My mom, my hero. She is happy in the heaven now, and I'm glad to know that she is better there than here.

Love u always