Cari Blog Ini

15 Jun 2012

Solitaire dan Sendiri

Apa hubungannya solitaire dan sendiri dalam kehidupan saya? Dua-duanya hal yang tidak terlalu saya suka tetapi sering saya lakukan *jangan bingung yah :d... Dan karena sering dilakukan maka saya menjadi terbiasa. Solitaire adalah games yang harus dimainkan sendiri. Jadi kata solitaire dan sendiri sangat erat hubungannya.Terbiasa bermain solitaire sekedar membunuh kebosanan atau terbiasa melakukan sesuatu sendiri jika yang lain berhalangan hadir kerap saya lakukan sampai saat ini.

Solitaire, permainan kartu di komputer merupakan sebuah permainan yang sebetulnya tidak begitu saya suka namun sering saya mainkan untuk sekedar menghabiskan waktu. Saya kenal permainan ini karena sering melihat kakak saya memainkannya. Lama-lama saya jadi ikut memainkkannya dan sering sekali saya lakukan untuk  menghabiskan waktu luang saya. Sekali saya memulai untuk memainkannya, saya akan ketagihan untuk mengulangnya.


Lalu, bagaimana dengan sendiri? Awalnya saya tidak suka melakukan sesuatu sendiri, saya tipe orang yang senang berkumpul, bukan orang yang senang menyendiri. Tetapi tidak dapat dipungkiri saya sering melakukan sesuatu sendiri. Saya teringat masa kuliah dulu, seorang teman saya kerap melakukan sesuatu sendiri. Dan ia sukses membuat saya terbengong-bengong mendengar ceritanya pergi berbelanja sendiri ke salah satu swalayan di daerah sudirman yang sekarang sudah tutup, nonton di bisokop sendiri, pergi ke gereja sendiri, dan banyak hal lainnya yang sering dilakukan sendiri. My God, aneh bener sih ini orang batin saya.


Suatu waktu saya tertantang untuk mencoba nonton di bisokop sendiri. Woooowww.... tau gak, untuk memulai melangkah dan mengingat tujuan saya pergi keluar saat itu dilalui dengan pergumulan yang besar. Perang batin, antara jadi pergi atau tidak. Keringat dingin, bolak balik di dalam rumah, resah dan gelisah. Lebaaaayyyy sekali terlihatnya yah. Tapi itu yang saya rasakan, tidak saya tambahkan dan tidak saya kurangi. Di otak saya berkecamuk bermacam-macam pertanyaan, serta pernyataan yang saya 'create' sendiri. Jadi sebenarnya rasa takut muncul karena hasil pemikiran saya sendiri. Tetapi tekat saya sudah bulat saat itu, saya akan pergi ke bioskop sendiri serta merasakan perbedaan dan sensasinya nonton sendiri. Untuk anak kuliah tingkat 4 yang terbiasa dengan keramaian, ke bioskop sendiri bukan hal yang wajar hehehehhe.... (mencari pembenaran sendiri)


Setelah saya tiba di bisokop, saya merasa parno sendiri melihat orang berlalu lalang berdua atau bergerombol. Makin jiper, dan makin ciut nyali saya. Tapi yah mau bagaimana, sudah kadung berada di dalam lobby bioskop, dan teringat dengan tantangan yang saya buat sendiri. Saya melangkah ke arah loket dan memesan 1 buah tiket. Entah mengapa rasa-rasanya seperti di tatap ratusan mata yang mencibir, mencemooh dan menganggap saya aneh. Saya merasa kesepian di tengah-tengah keramain.


Setelah pintu bioskop dibuka, saya mencari kursi saya, dan lagi-lagi seperti ada yang berbisik di dalam otak saya. Ehhh, diliatin orang tuh, kok nontonnya sendiri, ga punya teman yah??? Saya coba untuk 'ignore' semua pemikiran di otak saya. Saya duduk manis menunggu film diputar, larut dalam mengikuti alur cerita dan tanpa terasa filmnya pun selesai. Saya keluar dari studio dan melangkah dengan kemenangan. Yeeaaaa..... I won my own battle, batin saya. Dan selama perjalan keluar studio, saya berpikir bahwa nonton sendiri bukan hal yang menakutkan, dan saya berpikir bahwa orang-orang yang berada dalam studiopun sebenarnya tidak terlalu memperhatikan saya. Mereka asik dengan diri mereka sendiri pastinya.


Sejak saat itu, saya tidak ragu lagi melakukan sesuatu sendiri. Sekarang, saya kerap berolahraga sendiri kalau partner olah raga saya berhalangan datang. Dulu, boro-boro olah raga sendiri, ada teman saja saya masih suka minder masuk ruang gym yang penuh orang apalagi bergym ria sendiri... *rasa minder tingkat tinggi xixixiiixiiii....


Satu hal yang saya pelajari, life must goes on... Ada atau tidak ada partner dalam melakukan sesuatu, saya harus tetap melangkah. Saya tidak dapat mengontrol jadwal orang untuk selalu sama dengan saya. Ketika saya membutuhkan secangkir kopi dan tidak ada yang menemani, saya tidak sungkan untuk melakukannya sendiri. Untuk membunuh waktu ketika menunggu teman yang terlambat datang atau saya yang datang terlalu dini, saya bisa duduk dengan manis di dalam bioskop sendiri, daripada saya keluyuran dan malah menjadi konsumtif.


Jadi, kesimpulan saya, rasa takut atau tidak percaya diri sebetulnya hadir karena pikiran kita sendiri. Kita yang terlampau parno memikirkan pendapat orang padahal orang lain sebetulnya tidak begitu peduli dengan apa yang kita lakukan. So, how about u guys? Tertantang untuk melakukan sesuatu yang biasanya dilakukan secara beramai-ramai a.k.a keroyokan menjadi sendiri? Enjoy every minutes of it dan rasakan sensasinya hihhihiii...




PS: Tulisan ini untuk mbak ku yang cantik, Nik, yang membuat sayembara Solitare dan Sendiri. Maaf mba, ga jadi ikutan gabung waktu itu :(

6 komentar:

  1. anda berhak mendapatkan PIALA TERLAMBAT TERLAMA sedunia blogger xixixi

    lanjut baca lagi ah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahhahaa... ga apa2 dah, seumur2 ga pernah dapet piala neh :d

      Hapus
  2. perasaan tiap janjian nonton ama lu, yg ada gw nemuin lu di antara booth2 itu deh Ndra xixixi

    btw kapan kita nonton bareng lagi? gak kangen ma gw lagi lu pada yak :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahhahaha... gua jadi boothnya kali mba qiqiqii... Gilaaa kangen bangeeet ama lo, hayoks ketemuan, sayah sudah libur neh, btw sms mba, contact list gua hilang smua, HP rusak :(

      Hapus
  3. wah kalau saya termasuk senang nonton sendirian... pada dasarnya nonton rame rame saua jga tetap diam didalam bioskop... wah terlambat ya ppsting inih...
    www.applausr.net

    BalasHapus
  4. hahahha betul, kalo udah mulai tuh film juga diem yah yg nonton :)

    BalasHapus