Cari Blog Ini

6 Okt 2011

Lavender dan Colin

Diantara berbagai bunga hanya ada satu bunga yang aku suka … Lavender… Warnanya begitu indah, menyejukkan mata. Padahal dulu aku benci warna unggu. Tapi sejak aku jatuh cinta pada lavender, warna unggu menjadi salah satu warna favoritku. Entah mengapa… Sampai sampai aku memajang gambar lavender di komputerku, di meja kerjaku, di mana-mana dengan harapan suatu hari nanti aku bisa berkunjung ke ladang lavender dan berfoto di sana. Itu adalah impian… yang kupendam sejak lama, sejak aku jatuh cinta dengan lavender. Apalagi setelah aku melihat foto temanku yang berfoto diladang lavender, keinginanku semakin besar untuk berkunjung ke sana. Aku iri setengah mati. Andaikan aku yang ada di foto itu anganku waktu itu. Sekarang impianku masih membara dan aku masih berpikir positif bahwa suatu hari nanti aku juga akan kesana. Sebenarnya lavender ini mirip dengan rasa cintaku pada seseorang.

Diantara berbagai macam pria hanya ada satu pria yang membuatku jatuh hati. Panggil saja namanya Colin. Perangainya biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial. Dulu aku tidak suka setengah mati. Sampai aku berubah pikiran setelah mengenal colin lebih jauh karena kami harus berada dalam satu situasi yang mengharuskan kami berkomunikasi terus menerus. Lambat laun aku mengenal sosok Colin sebagai pria dewasa, penuh kasih sayang, pintar dan humoris. Dua kriteria dari belakang harus aku garis bawahi, karena sejak aku di kandungan ibuku, aku sudah punya kriteria untuk pasanganku, ia harus lebih pintar dari aku dan humoris. Alasannya sebenarnya sangat sederhana, pertama karena aku merasa diriku tidak terlalu pintar, jadi ketika aku butuh tempat untuk bertanya aku tahu harus kemana. Kedua, mengapa ia harus humoris karena aku ingin selalu tertawa dan bahagia, bahkan dimasa-masa sulitku. Tertawa mempermudah hidupku dan membuatku awet muda (ini ada surveynya lohhh). Seiring berjalannya waktu aku mendapati diriku bahwa aku jatuh cinta pada colin.


Bedanya dengan lavender, aku bisa dengan mudah menaruh gambarnya dimana-mana, sedangkan tidak dengan Colin. Aku bisa menceritakan Lavender kesemua orang, tapi tidak dengan Colin. Karena memang sejak pertama aku kenal dengannya aku sudah mendeklarasikan ke seluruh antero dunia bahwa aku benci dengan dirinya yang sok cool. Jadi jelas sudah mengapa aku tidak bisa menceritakannya kesemua orang. Dulu aku iri setengah mati melihat foto temanku diladang Lavender. Sekarang aku merasa cemburu melihat foto Collin dengan gadis-gadis cantik. Andaikan aku yang ada difoto itu batinku. Sama seperti impianku mengunjungi ladang Lavender suatu hari nanti, impianku terhadap Colin pun masih membara sampai saat ini. Aku ingin menjadi pasangan hidupnya suatu hari nanti. Colin yang dulu aku benci sekarang menjadi Colin yang aku rindukan setiap saat. Colin yang humoris selalu membuatku tertawa. Colin yang cool selalu membuatku penasaran. Jadi, kalau boleh disimpulkan impianku hanya dua, pergi keladang lavender di eropa sana dan menikah dengan Colin di tengah-tengah hamparan ladang lavender.

2 komentar:

  1. Gw juga suka banget sama LAVENDER
    obat nyamuk spray itu ya yang harumnya LAVENDER
    pewangi ruangan juga pake LAVENDER
    pewangi lantai pun pake LANVENDER
    semua deh pasti LAVENDER
    sayangnya suami gw ga suka sama lavender
    dan gw harus mengalah
    wlo sesekali tetap ngeyel beli lavender hehehe

    btw, who is Colin? Phil Colin maksud lo? :P

    BalasHapus
  2. Ada juga yg ga suka Lavender yah? *kasian xixixixiiiii
    Colin? Kembarannya Phil, halaahhhh ga nyambung :p

    BalasHapus